Jika kau dikalahkan dari sisi dunia, maka kalahkan lah ia dari sisi akhirat. Maka engkau tidak akan pernah termasuk dalam golongan orang-orang yang merugi. Seringnya saya mendengarkan kisah-kisah seseorang, sanak saudara, teman-teman, dan bahkan orang lain yang saya tidak kenal, yang menurut saya cukup menginspirasi untuk diteladani. Namun yang hanya mampu menyentuh hati saya hanyalah mereka-mereka yang menjadi inspirator-inspirator pengharum agama, dan saya katakan mereka sebagai pengemban-pengemban misi langit. kenapa tidak? karena niat dan langkah yang mereka pijak tujuannya adalah satu. Lillahi ta'ala!!!
Seperti seorang akhwat yang akan saya ceritakan dalam blog saya hari ini. Seorang Da'iah, dan juga seorang Alumni di Universitas Negeri Medan yang telah manyelesaikan sarjananya pada tahun 2015 silam dan beliau telah khatam tahfizh Qur'an dalam kurun waktu 28 hari setelah mengikuti program menghafal qur'an di daerah kuningan. Anda terkejut?? Anda ingin tahu apa saja pengalaman yang beliau dapat di sana? Nanti akan saya cantumkan cerita beliau, yang langsung beliau share kan untuk saya dan teman-teman semuanya.
“Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Hud: 15-16)
“Barangsiapa yang menghendaki keuntungan di akhirat akan Kami tambah keuntungan itu baginya dan barangsiapa yang menghendaki keuntungan di dunia Kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu bagianpun di akhirat.” ( QS. Asy Syuraa: 20)
Tapi jangan salah faham dulu. Bukan berarti saya katakan di awal "kita harus kalahkan dari sisi akhirat" maka sisi dunia dilupakan. oooo.. tidak!!! ingatkah janji Allah dalam firmanNya:
kemudian:
Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu memahaminya? (QS. Al An'am : 32)
FirmanNya lagi:
Katakanlah: "Kesenangan di dunia ini hanya sebentar dan akhirat itu lebih baik untuk orang-orang yang bertakwa, dan kamu tidak akan dianiaya sedikitpun. (QS. An Nisaa : 77)
dan:
Dan, carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi” (QS. Al-Qashash : 77)
Jelaslah bahwa sesungguhnya hanya kesia-siaan saja jika seorang manusia hanya memiliki orientasi duniawi semata. Apa yang akan kau bawa pulang untuk kampung akhirat? Namun jika kita hidup di dunia ini untuk mengejar kehidupan akhirat, maka akhirat. dunia dan seluruh isinya akan turut mengikutimu.
inilah petikan cerita pengalaman seorang akhwat (saya tidak ingin menyebutkan namanya, agar tidak menodai amalannya) selama ia menjalankan proses menghafal hingga ia dapat mengkhatamkan hafalannya selama 28 hari. Cerita ini ia bagikan agar kiranya dapat menambah semangat kita untuk lebih bersahabat dengan Al Qur'an.
Bismillah.. Segala puji hanya bagi Allah yang telah mncintakan hati ini kepada Al Qur'an, yang telah menggerakkan hati ini untuk sampai pada jejak yang tak pernah terencana sebelumnya. Benarlah, rencana hamba tak lebih indah dari rencana Rabbnya. Kebaikan itu harus disegerakan. Sebab, di sekeliling kebaikan selalu ada syaithan baik dari kalangan jin dan manusia yang menghembuskan was-was dan keraguan. Maka Bismillah, seba'da wisuda kuberanikan diri mengikuti tes itu. Tidak berambisi untuk lulus, hanya pasrah. Lebih tepatnya menjajal takdir. Ternyata Allah takdirkan aku lulus. Maka, tapak selanjutnya harus coba dilewati adalah dana. Sharing dengan orangtua, teman, kerabat, belum menemukan titik terang. Hingga akhirnya Allah tunjukkan jalan keluar, maa syaa Allah dana terkumpul lebih dari ekspektasi. Maka benarlah, untuk orang-orang yang punya tujuan, Allah selalu tunjukkan jalan. Namun tentunya menambah amanah bagi diri untuk dipergunakan pada tempatnya, teriring doa agar Allah membalas dengan sebaik-baik balasan atau aku menjadi asbab hidayah bagi mereka. Insyaa Allah.. aaamiin. Hari keberangkatan tiba, teringak pesan bapak sesaat sebelum aku mengambil posisi di ruang tunggu kuala namu. Dengan mata berkaca-kaca ia memberi nasihat, hati-hati di perjalanan, baik-baik belajar, tanggungjawabmu akan bertambah besar, coba pikirkan. Berlinangan air mata kami sebelum akhirnya aku benar-benar menghilang dari pandangan mereka.
Alhamdulillah pesawat mendarat dengan selamat tepat pukul 10.30 WIB. Namun ternyata, perjalanan masih panjang lagi. Banyak ujian ketika untuk pertama kalinya, sok berani datang kekota orang tanpa teman seorang pun. Tak tahu lagi bagaimana menggambarkan rasa itu ketika itu. Namun, tersimpul bahwa Allah hendak menguji tekad, dan membakar niat. Maka, hanya mohon dikuatkan husnudzhon kepadaNya, dan istighfar atas setiap dosa. Biidznillah, sampai tujuan bertepatan dengan maghrib waktu setempat.
Awal belajar tidaklah mudah bagi diri yang masih compang akhlaknya, camping ilmunya, miskin interaksinya dengan Allah dan kitabNya ini untuk mengikuti proses dengan baik. target 26 hal/hari. aku hanya bisa mendapat 8 hal/hari dengan durasi lebih kurang 13 jam dalam berinteraksi dengan al qur'an. Sedangkan teman-teman yang lain sebagian besar melampaui angka itu. Maka terjadilah konflik batin yang demikian hebat. Tidak kepada orang lain, tapi lebih kepada diri sendiri. Mengapa tidak bisa seperti yang lain? Apa yang salah? Apa kuncinya? Bagaimana caranya? dan sederet pertanyaan lain memenuhi kepala.
Tidak ada materi khusus disana, kecuali materi tahsin dasar dan metode hafalan di awal pertemuan. Setelahnya, kita memang dipaksa untuk berjibaku dengan diri sendiri dan al qur'an kita. Seperti mencerna keadaan diri sendiri. Jadilah ia bertambah frustasi sebab tak ada tempat berbagi masalah. Namun tersadar bahwa disitu letak pembelajarannya. Ya Allah, kirimkan itu agar aku mulai belajar. Mulai berbenah. Jadilah aku penanya dan pendengar budiman dari sahabat-sahabat yang aku nilai baik hafalannya. Maa syaa Allah, dapat ilmu bermanfaat dari mereka-mereka yang luar biasa. Kuncinya ada pada niat yang semata lillah, kepasrahan, dan ketundukan kepada Allah (sebab Allah yang punya kuasa akan memberikan kita rizqi berapa halaman pun yang mau ia berikan), ikhtiar sampai batas kemampuan (hasil biar Allah saja yang tentukan), senantiasa tazkiatun nafs da jaga hati (ini yang paling berat)
Kalau ditanya metode, setiap kita pasti pernah membaca dan mempraktekkan, ada banyak dan setiap kita bisa saja menggunakan metode berbeda. Silahkan saja. Tapi, perlu digaris bawahi , bukan karena metodenya, tapi semata karena Allah pertolongan Allah. Secanggih apapun metodenya, kalau Allah tak izinkan kita menghafalnya, maka tak kan mampu kita menghafalnya. Bergantung hanya kepadaNya.
Minggu ke dua, Alhamdulillah Allah berikan rizqiNya lebih dari sebelumnya hingga akhirnya di minggu-minggu terakhir Allah mampukan menghafal lebih dari 30 hal/hari. Maa syaa Allah, dahsyatnya pertolongan Allah. Hamdalah, terbuka satu ketetapan yang memang sudah tertulis di lauh mahfuzh. ........ ........ khatam di hari ke 28. Mungkin seperti itu kira-kira tulisannya disana. Sujud syukur dibarendi istighfar atas kecompangan selama proses menghafal.
Alhamdulillah, Maha Baik Allah.. selesai sudah program. Balik ke kampung halaman, dengan beban yang lebih banyak lagi. Mulai dari murojaahnya, menyetorkannya, mentadabburinya, dan banyak lagi ternyata hak-hak kitabullah yang belum kita penuhi. Smoga Allah kuatkan kita.
dan inilah pesan yang beliau berikan, semoga bermanfaat:
Tidaklah suatu kewajiban menghafal 30 juz. Tapi fardhu 'ain hukumnya memiliki hafalan dari sebagian al qur'an. Karena orang yang tidak meiliki hafalan qur'an sedikitpun dalam dirinya, maka ia seperti rumah kumuh yang hampir roboh. Begitu kurang lebih wasiat dari sebuah hadits. Kewajiban utama adalah belajar dan mengajarkan al qur'an. Agar kita menjadi sebaik-baik manusia. Semoga kita orang-orang yang dipilih Allah untuk menjadi bagian dari Ahlullah (keluarga Allah) di dunia dan di akhirat. Salam cinta dariku yang banyak alpa.... Wallahu a'lam bish shawab..
itulah kutipan pengalaman seorang akhwat yang dapat saya share kan kepada pembaca sekalian. Semoga Anda dapat terinspirasi sebagaimana juga saya yang sangat terinspirasi. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat untuk anda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar